Minggu, 11 Desember 2011

El Clasico Jilid I 2011/2012


Beuh.. El Clasico jilid I musim ini telah usai, dan Barcelona keluar sebagai pemenang. Sayang sekali bagi Madrid, tampil impresif di berbagai ajang namun harus takluk di kandang sendiri oleh Barca. Memang sih Barca pagi ini tampil bagus dengan ciri khasnya, tiki taka. Membuat Madrid harus bekerja keras untuk merebut bola dari kaki anak-anak Catalan.

Gue sangat berharap Madrid bakalan menang di El Clasico kali ini, dengan dasar Madrid tampil bagus di berbagai kompetisi. Dan Barca belakangan ini tampil inkonsisten. Cuma 3 hari menjelang El Clasico gue punya feeling barca bakalan menang. Tapi feeling gue yang satu lagi menyangkal Madrid bakalan menang. Namun kenyataannya Barca menang lagi atas Madrid dengan skor 1-3. Mending sih ini cuma setengahnya dari beberapa musim lalu, 2-6 buat Barca di Santiago Bernabeu.

Setengah jam menjelang kick off tubuh gue tiba-tiba aja merinding. Bah, masa El Clasico seperti hantu yang gak jelas asal usulnya? Merinding dan merinding membuat gue bolak balik ke kamar mandi. Buang air kecil, cuy. Beberapa saat menjelang pertandingan dimulai, feeling gue mulai gak enak. Barca bakalan menang(lagi) kali ini. Ah, gak mungkin Barca menang lagi, Madrid pasti bisa memenangi El Clasico ini. Tapi feeling gue gak bisa dilawan. GRRR..


Dan peluit tanda pertandingan dimulai ditiup. Sumpah deg deg an banget gue. Sambil berharap Madrid menang dan Barca keok. Feeling gak bener gue mulai terbantahkan. Itu terbukti dari gol Karim Benzema. Saat laga baru berjalan 21 detik, Benzema mencetak gol. Aaahh.. Lega banget. Iya sih gol tersebut berbau keberuntungan. Soalnya proses gol tersebut berawal dari blunder Valdes yang salah mengoper bola. Alih-alih dimabil bek Barca, malah diserobot oleh Di Maria. Kemelut tersebut berakir saat Benzema membobol gawang Valdes. Good Job Benzema.

Eh eh, lagi tegang-tegangnya nonton El Clasico, tiba-tiba siarannya kehilangan sinyal dari kota Madrid sana. Yang tampil malah iklan La Liga. Padahal sedang terjadi kemelut depan gawang Casillas. Cuma berharap gak terjadi gol. Dan bener ketika siarannya udah bagus gak terjadi gol. Huft, sompret nih siarannya bikin olahraga jantung aja.

Cumaaaa, feeling gue gak terbantahkan. Masih nih, gara-gara saking tegangnya nonton El Clasico gue ke kamar mandi lagi buang air. Sesampainya di kamar mandi, gue denger teriakan kamar sebelah. Dan mereka bertepuk tangan. Sambil air hasil filterisasi ginjal keluar dari si 'adek' gue, feeling gue mulai gak enak. Dan bener ternyata. Pas gue balik ke TV, skor udah berubah menjadi 1-1. Gol dicetak oleh Alexis. Arrggghh..

Ada suatu pendapat yang muncul di benak gue. Kok Alexis jadi gampang jatuh? Padahal selama ini dia termasuk pemain yang bekerja keras dan gak gampang jatuh. Semuanya bisa terjadi di Barca. Contohnya saja Mascherano, di Liverpool dia terkenal dengan keganasan sebagai gelandang jangkar yang kuat. Ketika pindah ke Barca semuanya berubah, dia jadi gampang jatoh. Gak perlu bukti lagi, publik dunia juga udah tau. Hahahaha terbawa emosi nih.

Babak keduapun dimulai. Sama seperti babak pertama, Barca masih mendominasi pertandingan. Para pemain Madrid hanya lari ke sana kemari merebut bola. Cukup membuat frustasi memang. Tapi ketika madrid Mendapat bola peluang berbahaya selalu tercipta, namun anak-anak Catalan mampu membendung serangan anak-anak Castilan. Salut gue ama permainan Barca. Cuma masih sangat rentan terhadap serangan balik.

Lagi-lagi gol tercipta. Kali ini tendangan Xavi mampu dibaca oleh Casilas, namun membentur kaki Marcelo. Saint Iker yang udah mati langkah tak mampu memblok bola. Ah sial, Barca berbalik unggul jadi 1-2. Feeling gue di awal pertandingan mulai terbukti. Memang sih feeling gue selalu benar di setiap pertandingan yang gue saksikan 99% benar. Wakwkawkakwak kepedean banget. Tapi itulah kenyataannya. Barca memang gitu, di awal-awal emang suka kaget maennya. Belom panas. Kalo udah panas, alamat bek musuh bekerja keras menjaga gawang dari gempuran Barca.

Ayo dong Madrid bikin gol lagi. Biar kedudukan imbang dan memenangkan pertandingan. Jiah elah, alih-alih menyamakan kedudukan malah kebobolan lewat aksi Messi Alves. Dan disundul oleh Cesc. Skor berubah menjadi 1-3. Susuuw. Gue gak semangat lagi nonton El Clasico. Cuma sesekali liatin TV, dan Barca masih mendominasi pertandingan. Mending ngaskus aja. Pengalihan perhatian nih ceritanya.

Sambilan gue liat koment-komentnya para pendukung Barca di detik.com dan Facebook. Rata-rata mereka baru tau bola. Dan ketika mereka udah tau bola, Barca lagi bagus-bagusnya. Jadilah mereka fans Barca. Tau sendirilah, orang dimana-mana(Indonesia khususnya) menyukai sesuatu yang fenomenal. Lebih tepatnya LATAH. Mereka baru jadi fans Barca 3 tahun belakangan ini. Dibandingin ama gue yang udah jadi Madridista selama 10 tahun. Hayo, mau apa lo? Hahahaha. Gue juga kasian, kebanyakan fans sekarang fans karbitan. Mendukung tim yang menang dan mencaci abis-abisan tim yg kalah. Komentnya minta ampun deh. Bacotnya gak nahan. Sampe-sampe mau ketemuan real di dunia nyata dan berantem beneran. Ya Allah, kenapa Iblis begitu sadis godaan dan hasutannya?

Emang sih gue akuin, permainan Barca membuat publik dunia terkagum-kagum, termasuk gue sendiri. Dengan penguasaan bola dan agresivitas yang tinggi membuat lawan frustasi. Tapi gue tetap Madridista sejati, kalah menang gue tetap Madridista. Dan lagi, permainan Barca diselingi dengan diving dan provokasi ke wasit. Divingnya yang bikin gue gak suka Barca, meskipun gue suka permainannya. Bukti Barca diving udah terlalu banyak. Tinggal dikumpulin aja. Maafin gue Cules. Oh ya, sekedar info, Cules artinya bokong.

Balik ke El Clasico. Pertandingan udah mau selesai, gue cuma bisa pasrah. Ya sudahlah gue harus menerima kenyataan ini. Madrid kalah dari Barca. Bukti bahwa Barca masih di atas Madrid udah terjawab pagi ini. Namun apapun yang terjadi, Madrid harus bangkit dari kekalahan ini. Musim masih panjang. Libas semua musuhmu Madrid. Lo harus juara di semua kompetisi yang lo ikutin. HALA MADRID..!!

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan dan beretika.