Jumat, 30 Januari 2015

Harus Melihat Dari Sisi Lain



Di sebuah perkumpulan, komunitas, atau sejenisnya lah, kadang-kadang mereka melihat sesuatu di luar lingkungan hanya dari sudut pandang mereka sendiri tanpa memikirkan kelakuan dan pandangan dari lingkungan lain.

Jika ada yang sesuatu yang hebat maka mereka menganggap hal itu adalah kepunyaan mereka. Padahal di dunia ini sangat banyak kemungkinan yang terjadi. Bisa terjadi dari siapa dan untuk siapa selama mereka masih berhubungan satu sama lain.

Dalam hal berbagi, pihak yang memberi tentu akan memberikan hak yang sama. Memberikan keadilan agar orang-orang yang menerimanya akan merasa senang. Tak ada yang merasa iri. Namun, di satu sisi ada yang beranggapan kalo yang diberikan kepadanya adalah hal yang lebih dari orang lain. Kenyataannya sama saja. Tak ada yang berbeda. Itu terjadi karena mereka melihat dari sudut pandang mereka sendiri. Bukalah mata. Karena di luar sana masih banyak yang melakukan hal yang sama dengan apa mereka lakukan. Jangan anggap apa yang 'dia' lakukan hanya 'untukmu' saja.

Dan saya harus memahami hal itu. Karena itu adalah kepuasan yang mereka cari. Kepuasan dalam menikmati ragam corak dunia. Tak bisa dipungkiri saya juga menikmatinya. Tapi harus mengerti apa yang terjadi merupakan sebuah rutinitas dan kewajiban yang harus dilakukan. Bukan sebuah pemberian yang diberikan kepada saya saja. Semua berhak memperolehnya.

Mengertilah atas apa yang 'dia' lakukan. Bukan semata untukmu. Untuk orang lain juga. Tanpa keadilan akan ada kecemburuan massal.

Pahamilah atas apa yang 'dia' lakukan. Harus bisa melihat dari sudut yang berbeda. Jangan tenggelam di kolam buatanmu sendiri..

Selasa, 06 Januari 2015

Dikala Waktu Mengubah Kenyamanan


Belakangan gue memikirkan hal yang seharusnya tidak dipikirkan. Sebuah pikiran yang sama sekali tidak bisa menjelaskan apa maksud dari semua kegilaan ini. Kehadiran pikiran tersebut cukup mengganggu, bikin galau gitu.. *halah

Perlu diingat, ini hanyalah sebagian kecil dari bagian hidup yang gue jalani saat ini. Bukan secara keseluruhan. Do you understand? Gue tidak. Entah benar entah tidak. Kira-kira beginilah ceritanya..


Beberapa waktu yang lalu, tak tahu persis tepatnya kapan, aku menemukan sesuatu yang bisa membuat sebagian orang gila. Yang diawali dengan sebuah undangan untuk dipenuhi. Aku menyanggupinya. Dan pada akhirnya ku tak tau, pintu keluarnya sangat sulit untuk dicari. Kalaupun ditemukan sangat sulit untuk diraih.

Perlahan tapi pasti aku membentuk sebuah kenyamanan yang mana kenyamanan tersebut untuk diriku juga. Karena untuk memulai sesuatu yang baru aku harus membuatnya nyaman untuk dinikmati. Tanpa kenyamanan maka tak ada cita rasa yang sudah disuguhi. Tanpa kenyamanan, proses yang dilalui tidak akan bermakna.

Semua yang aku kerjakan selama ini membuahkan hasil. Aku menikmati momen yang sudah ku bilang tadi, membuat sebagian orang gila dalam imajinasi tanpa batas. Merasakan dentingan nada yang dia(mereka) alunkan di setiap hari. Membaca kata demi kata di berbagai media sosial. Tertawa dalam canda yang terus terjadi setiap hari. Tiada hari tanpa kesenangan.

Dia ada saat aku mulai memasuki pintu kegilaan tersebut. Mengamati apa yang dilakukannya. Rasa penasaran mulai merasuki jiwa. Siapa dia dan bagaimana latar belakangnya. Aku menelusuri jejak rekam yang ada di dunia maya. Bagaimana sepak terjang dia di dunia hiburan. Dan apa tujuannya untuk masuk ke dalam dunia hiburan yang penuh delusi.

Sedikit demi sedikit aku menemukannya. Info dari berbagai sumber, tak berhubungan langsung, namun jika diperhatikan dengan baik akan ada benang merah yang ditemukan. Dengan menggunakan analisa, akan ditemukan jawaban yang selama ini aku cari. Dan mulai memahami seperti apa karakternya. Walaupun sangat sedikit.

Dia begitu dan aku harus begini. Aku harus menyesuaikan dengan keadaan tersebut. Ketika bertemu dengannya seketika jantung berdetak kencang tak karuan. Ooh Tuhan, mengapa aku begini? Sejauh inikah aku melangkah ke dalam dunia kegilaan ini?

Aku terus menikmati yang sedang terjadi. Aku harus paham dengan segala konsekuensinya.

Sekarang memang waktunya menikmati kenyamanan yang sudah lama aku rasakan. Terjebak dalam lembah delusi. Aku sudah mengganggapnya lebih dari yang sebelumnya. Sudah merasuk ke relung hati. Dia sudah menjadi bagian dari keseharian di tengah ibukota nan ganas. Aku udah nyaman dengan keadaan seperti ini.

Satu hal yang tak bisa dilawan adalah waktu. Waktu berjalan terus tanpa henti tak tertahankan. Berjalannya waktu membuat manusia mengalami perubahan. Yang tadinya kecil beranjak dewasa. Yang tadinya SMA sekarang mulai memasuki dunia perkuliahan. Yang tadinya remaja yang penuh kebebasan sekarang udah menjadi orang tua dari anak-anaknya.

Begitu pula dengannya. Sekarang dia udah berada di penghujung sekolah menengah atas. Di pertengahan tahun ini dia akan mulai merambah dunia kuliah dengan jurusan yang diidamkan dari kecil. Menjadi perantara antara Tuhan dan orang sakit.

Jika dia udah bertekad untuk menjadi itu, maka kesibukan di luar sekolah yang dia jalani saat ini akan terganggu. Kuliah di jurusan tersebut bukanlah perkara mudah. Karena waktu untuk belajar lebih banyak ketimbang waktu luang. Jika dia tidak bisa mengatur waktunya dengan baik, maka keluar dari grup yang dijalani sekarang adalah solusinya.

Sebagian orang tidak bisa membagi fokusnya dalam 2 bidang yang ditekuninya. Hanya beberapa orang yang berhasil membagi waktunya dengan baik. Harus dipilih satu di antara dua pilihan. Jika dia memilih tempat terdekat dengan ibukota untuk menuntut ilmu, masih ada kmungkinan dia akan bertahan. AH, ini gila. Bener-bener gila.. ARGH!!

Menjadi dilema juga. Karena hiburan ini bukanlah sebuah hiburan biasa. Karena ini masalah kecocokan hati dengan sang penghibur. Jika dia pergi maka ini akan mengubah kenyamanan yang aku rasakan sekarang. Tak bisa dipungkiri dia adalah salah satu alasan bisa bertahan di sini. Dia pergi aku kan pergi juga.

Hal ini cukup mengangguku. Pertanyaan yang sering muncul di benakku, apakah dia akan bertahan lama di sini? Kuharap dia tak pergi (seenggaknya tidak dalam waktu dekat ini). Kuharap dia bisa mengatur waktu di dunia hiburan dan perkuliahan secara baik. Karena ku tau, dia adalah seseorang yang pintar dan cerdas.

Aku begini karena aku sudah terlalu dalam menyelam ke dalam palung samudera yang dimilikinya. Tak mudah untuk mencapai permukaan. Sangat ingin muncul ke permukaan dan melepaskan semua kegilaan ini. Hanya waktu yang akan menjawabnya. Dan berharap kita mendapatkan terbaik..

Keluarkan aku dari kegilaan ini.