Kamis, 09 April 2015

Dia Telah Pergi



Bisa dibilang seminggu belakangan adalah minggu yang melow bagi gue. Bagaimana tidak, gue merasa kehilangan terhadap kepergian salah satu penghuni dunia. Menghadap sang Illahi untuk menyelesaikan tahap kehidupan berikutnya.

Ada 2 kehilangan yang begitu besar yang gue rasakan seminggu ini. Pertama, salah satu teman gue meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya. Gue baru kenal dia setahun lebih dikit. Tapi bertemu hampir setiap minggu membuat ada rasa persaudaraan yang muncul. Kami melakukan kegiatan bareng-bareng, ngumpul bareng, nongkrong bareng, dan berbagi cerita baik di kehidupan nyata maupun di sosmed. Semuanya begitu melekat di hati. Tapi penyakit gagal ginjal yang dialaminya membuat semuanya berubah. Dan penyempitan pembuluh darah di otak merenggut keberadaannya di dunia ini. Membuat kami terpisah oleh dinding pembatas kehidupan. Walaupun setiap pertemuan pasti ada perpisahan, tapi perpisahan ini begitu cepat terjadi.

Gue gak menyangka dia telah pergi. Gue merasa dia masih hidup dan menjalani kehidupannya. Gue merasa dia masih ada di dekat kami dan memperhatikan kegiatan yang kami lakukan. Entah kenapa seminggu ini gue sering kepikiran tentang kepergiannya. Yang gue pikirkan, dia masih muda. Jalan yang ditempuhnya seharusnya masih panjang, tapi sudah harus pergi secepat ini. Masih banyak rencana yang belom dia realisasikan. Bagaimanapun juga, Allah punya rencana terbaik untuk hamba-Nya. Mungkin ini yang terbaik untuknya agar tidak terlalu lama menderita penyakit yang dideritanya. Gue merasa kasian melihatnya menderita. Menanggung penyakit yang begitu menyakitkan. Gue juga kepikiran bagaimana kalo gue meninggal dunia? Apakah amal ibadah yang gue dapatkan di dunia ini udah cukup untuk jadi tiket masuk ke surga-Nya?

Kedua, hari minggu kemaren (5/4) gue nonton Furious 7. Gila! Filmnya keren banget. Actionnya benar-benar luar biasa. Bisa dikatakan hampir mustahil dilakukan. Seperti mobil terjun dari pesawat, melompat dari bus yang hampir masuk jurang, terbang dari satu gedung ke gedung lain dengan mobil super imba, dan lain-lain. Luar biasa.

Walaupun storylinenya tidak terlalu bagus, tapi titik berat pada film ini adalah actionnya. Gue gak akan menjelaskan secara rinci. Tapi gue ingin membahas endingnya. Di akhir film, Dom (Vin Diesel) bertemu untuk terakhir kalinya dengan Brian (Paul Walker) di sebuah jalan. Dengan backsong "See You Again" yang dinyanyikan Wiz Khalifa featuring Charlie Puth, membuat gue hampir meneteskan air mata saat menonton.

“Saat itu aku jalani hidupku seperempat mil, kau juga, karena kita adalah saudara. Tak masalah dimanapun kau berada di dunia ini, baik itu lebih jauh seperempat mil, atau separuh jalanan di dunia, kita akan selalu jadi keluarga. Dimanapun kau berada, kau selalu disini, karena kau saudaraku,” kata Dom sebelum mereka berpisah di persimpangan jalan.

Sangat sangat sangat mengharukan. Bisa dibilang endingnya bukan dari Dom untuk Brian, tapi dari Vin untuk Paul. Selama 15 tahun bersama akhirnya mereka (Vin & Paul) berpisah untuk selama-lamanya. Mereka sudah saling anggap sebagai saudara.

Walaupun gue bukan penggemar Fast & Furious, tapi gue bisa merasakan kehilangan seorang Paul Walker. Dari tahun 2001 sampe sekarang, Fast & Furious identik dengan Paul Walker dan Vin Diesel. Salah seorang dari mereka telah pergi. Membuat separuh nyawa film menghilang. Sekarang karakter Brian dipensiunkan bukan dimatikan, untuk menghormati jasa-jasa Paul Walker.

Ending Furious 7 sukses membuat gue baper, karena 3 hari sebelumnya gue juga kehilangan seorang teman. Sehingga gue tahu betul gimana perasaan seorang Vin Diesel dan penggemar Fast & Furious kehilangan Paul. Apalagi lagu See You Again sangat menyentuh hati. Ini videonya.





Entah karena guenya yang baper atau karena lagunya bagus, setiap denger lagu ini gue selalu sedih. Karena lagu ini mengingatkan kepergian seorang teman. Mengingatkan saat-saat bersamanya. Mengingatkan tentang moment suka dan moment duka bersamanya. Lagu ini juga mengingatkan gue akan sahabat gue dari kecil yang meninggal dunia karena kecelakaan saat kelas 2 SMA. Begitu banyak moment yang dilewatkan bersama. Harus berpisah untuk selamanya. Entah di akhirat nanti akan dipertemukan lagi.

Saking melownya, gue menuangkan kemelowan gue ke dalam tulisan. Bisa dikatakan sebuah lirik yang belum punya nada. Agak panjang tapi itulah yang gue rasakan. Berikut kata-kata yang gue rangkai beberapa jam sebelum tulisan ini gue posting.

Cerita indah ada di antara kita
Selalu bersama
Menikmati indahnya dunia
Hingga akhirnya kusadari
Hanya cerita masa lalu
Kisah indah kita dulu pernah ada
Selalu bersama
Menikmati pergantian hari
Hingga waktu menyadarkan
Hanya kisah masa lalu
Dan kini harus merasakan
Getirnya perpisahan
Jauh dan menghilang dari kehidupan
Selamat jalan kawan 
Dan aku di sini merasakan
Pahitnya perpisahan
Jikalau itu yang terbaik tuk kita
Selamat jalan kawan
Tiada lagi tawamu
Yang hapuskan rasa sepi
Ku ucapkan selamat jalan kawan


Hanya doa yang bisa ku kirimkan untukmu. Selamat jalan kawan. Semoga kau tenang di sana. Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosamu. Dan semoga segala amal ibadahmu diterima di sisi-Nya. Aamiin.