Harapan itu ada di saat kesempatan itu datang. Aku
menginginkan apa yang ku pikirkan di kala aku memejamkan mata di malam
hari. Memainkan imajinasi yang tak berbatas.
Hingga pertemuan itu membesarkan harapan kebodohan. Aku
gila. Aku gila dengan kebodohan dari sebuah harapan yang konyol. Aku
tahu itu salah, tapi aku terlalu bodoh untuk menolak kehadirannya.
Semua berjalan bersamaan dengan aliran waktu. Waktupun terus membuatku terlena dengan segala kebodohan harapan kosong itu.
Apakah perlu bantingan yang keras untuk menyadarkan aku
bahwa jangan pernah berharap lebih kepada sesuatu yang belum pasti? Iya,
aku tahu itu dibutuhkan. Butuh untuk diriku yang kadang mempunyai harapan tapi berujung kekecewaan. Tapi, imajinasi itu masih berkeliaran.
Imajinasi itu melahirkan harapan yang berlebihan. Membuatku bodoh..
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan dan beretika.